-->
Home » » Bimbingan Konseling

Bimbingan Konseling

Written By Kang Hero on 3/1/13 | March 01, 2013


PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan Konseling terdiri dari dua kata, bimbingan (guidance) yang di dalamnya terkandung beberapa makna. Setzer dan Stone (1966:3) mengemukakan pendapatnya bahwa guidance berasal dari kata guide yang mempunyai arti to direct (menunjukkan), pilot (mengarahkan), manager (mengarahkan, menentukan), or steer (mengemudikan) (Victoria Neufeldt, Ed., 1988: 599).
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan orang yang ahli kepada seorang atau beberapa indvidu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Jadi bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus dibidangnya, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan masyarakat.

B. Hubungan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Manusia sering menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti di dalam kehidupannya. Selain itu, manusia memiliki perbedaan satu sama lain, baik dalam sifat maupun dalam kemampuan mengatasi persoalan, tidak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi persoalannya sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain. Bagi mereka inilah, bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
Sebagai contoh:
·         Banyak di antara anak-anak dan pemuda yang mengalami kesukaran dalam cara belajar, cara menggunakan waktu senggang, cara menyesuaikan diri dengan teman sekelas, dan sebagainya.
·         Banyak di antara anak yang tidak tahu ke mana ia harus melanjutkan sekolah yang sesuai dengan bakatnya.
·         Banyak di antara anak yang keluar sekolah sebelum waktunya, pindah sekolah, dan lain-lain, hingga hal tersebut memboroskan waktu dan biaya.
·         Banyak di antara anak yang menjadi penganggur dan berbuat yang tidak sopan. Dan masih banyak lagi kesukaran lain. (H.M. Umar dan Sartono, 1998: 98)
Dari beberapa contoh di atas, cukup jelas betapa pentingnya bimbingan dan penyuluhan, terutama terhadap siswa sekolah lanjutan. Akan tetapi, sebenarnya tujuan bimbingan di sekolah tidak terbatas hanya bagi siswa saja, melainkan juga bagi sekolah secara keseluruhan dan bagi masyarakat.

C. Macam-macam Bimbingan dan Konseling
Menurut perkembangan sejarahnya, bimbingan dan konseling pada awalnya hanya terbatas pada bimbingan jabatan, misalnya: job selection, job placement, dan job training. Dengan cara ini efisiensi dalam pekerjaan dapat tercapai dan penempatan orang sesuai dengan kemampuannya, sehingga kesulitan-kesulitan atau persoalan yang berhubungan dengan pekerjaan dapat dihindarkan.
Kenyataan menunjukkan bahwa sejahtera tidaknya seseorang tidak semata-mata bergantung pada tepat atau tidaknya dalam jabatan itu, atau juga bergantung pada segi pendidikannya, tetapi juga bergantung pada keadaan pribadi dan individu yang bersangkutan. Banyak masalah yang timbul karena diri pribadi dan individu yang bersangkutan. Oleh karena itu timbullah bimbingan yang tertuju pada keadaan pribadi seseorang, sehingga timbullah “personal guidance”. Dengan demikian, di samping bimbingan dalam segi jabatan (vocational guidance) dan bimbingan dalam segi pendidikan dan pengajaran (educational guidance), dikenal dengan adanya bimbingan pribadi (personal guidance)
Seperti yang dikemukakan oleh Blum dan Halinsky, “Briefly, there are three major types of counseling: vocational, educational, and personal”. Artinya adalah singkatnya, ada tiga jenis utama konseling: kejuruan, pendidikan, dan pribadi.
Oleh karena itu, secara teoritis dapat dibedakan adanya bermacam-macam bimbingan dan konseling. Akan tetapi, secara praktis sangat sulit atau boleh dikatakan tidak memungkinkan untuk memisahkan antara satu dan yang lainnya. Hal ini pun dikemukakan oleh Blum dan Helinsky.
In reality, it is best consider these types of counseling as aspec of the samething. Eventhough vocational counseling has the major from of reference in this book, it is impossible to adminster vocational guidance without recognizing the implications necessary in educational guidance….” Bahwa pada kenyataannya, yang terbaik untuk mempertimbangkan jenis konseling pada aspek yang sama. Walaupun konseling kejuruan memiliki acuan utama dalam buku ini, mustahil untuk kejuruan dalam bimbingan tanpa mengakui daya implikasi yang diperlukan bagi bimbingan pendidikan… (dalam Bimo Walgito, 1998: 20).
Dengan demikian bimbingan dan konseling ditujukan bagi tiap-tiap aspek dan individu, baik fisik, psikis maupun social dari individu yang bersangkutan, tidak mungkin memisahkan tiap-tiap bagianyang satu dengan lainnya. Kalau kita membedakan satu dengan yang lain, perbedaan tersebut hanyalah terletak pada titik beratnya. Bimbingan dan konseling pekerjaan tidak dapat terlepas sama sekali dari hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan pribadi individu yang bersangkutan.  Hanya saja dalam hal ini, unsur pekerjaanlah yang merupakan unsur yang menonjol. Adapun dalam bimbingan dan konseling pendidikan, factor pendidikan merupakan factor yang menonjol.
D. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi mengandung makna bahwa guru kelas, dalam kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan, diharapkan mampu memberikan bantuan kepada siswa. Dengan keinginan dan kemampuannya guru kelas dapat mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki siswa serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
1.       Tujuan Umum Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Pada Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2.       Tujuan Khusus Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menurut H.M. Umar, dkk. (1998: 20-21) tujuan bimbingan dan konseling bagi siswa sebagai berikut:
·         Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
·         Membantu siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.
·         Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
·         Membantu siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimal terhadap masyarakat.
·         Membantu siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental, dan social.
Tujuan bimbingan bagi guru adalah:
·         Membantu guru dalam berhubungan dengan siswa
·         Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan individual dengan tuntunan umum sekolah dan masyarakat.
·         Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan.
·         Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan kebutuhan seluruh siswa.
Tujuan bimbingan bagi sekolah adalah:
·         Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa yang beraneka ragam
·         Mengadakan penelitian tentan siswa dari latar belakangnya
·         Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan personal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan.
·         Mengadakan penelitian lanjutan terhadap siswa yang telah meninggalkan sekolah.

3.       Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Iklim lingkungan kehidupan yang tidak sehat, seperti maraknya tayangan pornografi di televise dan VCD, penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkoba yang tak terkontrol, ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga, dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia) seperti pelanggaran tata tertib sekolah/madrasah, tawuran antar pelajar, NAPZA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat Adiktif), kriminalitas, dan seks bebas.
Penampilan perilaku remaja perilaku remaja demikian sangat tidak diharapkan karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan. Upaya menangkal perilaku tersebut di atas adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli serta berbagai factor yang mempengaruhinya.

0 komentar:

Post a Comment

Kang Hero. Powered by Blogger.