-->
Home » » Kepribadian Guru Ideal

Kepribadian Guru Ideal

Written By Kang Hero on 1/7/17 | January 07, 2017

Secara bahasa kepribadian berasal dari kata pribadi yang artinya manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri), sedangkan kepribadian yaitu sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain. Kepribadiaan merupakan keseluruhan dari pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang yang berjalan secara konsisten dalam menghadapi situasi dan kondisi yang dihadapi.
Guru sebagai seorang public figur, kepribadian merupakan hal yang penting. Karena dengan kepribadian itulah seorang guru bisa menjadi seorang pendidik dan pembina bagi peserta didiknya atau bahkan malah sebaliknya akan menjadi perusak dan penghancur bagi masa depan peserta didiknya. Sebuah pribahasa mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, apabila guru memberikan contoh dari sikap negatif bisa jadi murid akan lebih bersikap negatif dari yang didapatkannya begitu juga sebaliknya mengenai hal positif.
Kepribadian sifatnya abstrak, sulit dilihat dan tidak bisa diketahui secara nyata yang dapat diketahui hanyalah penampilan dari segi luarnya saja misalnya : tindakan, ucapan, cara bergaul, berpakaian dan sikap dalam menghadapi masalah ringan ataupun berat.
Menurut Zakiah Darajat ada 2 macam kepribadian guru yaitu :
  1. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah dan menyuruh yaitu hal seperti ini kurang menyenangkan dalam pendidikan.
  2. Guru yang menempatkan sebagai pembimbing bagi anak didiknya yaitu biasanya guru seperti ini sangat menarik dan menyenangkan. Maksudnya yaitu ia akan disenangi dan disayangi oleh anak didiknya.
Menurut Thomas Gordon yang disebut oleh Drs. Mudjito definisi guru ideal diambil dari mitos umum tentang guru dan pengajaran yaitu:
  1. Guru yang baik adalah guru yang kalem tidak pernah berteriak dan bertemperamen baik selalu tenang dan tak pernah menunjukkan emosi yang tinggi.
  2. Guru yang tidak pernah berprasangka buruk.
  3. Menerima anak didik dengan semua pandangan yang sama.
  4. Menyediakan lingkungan belajar yang menarik, memberikan stimulus, tenang bebas dan sesuai dengan aturan setiap saat.
  5. Selalu konsisten dan mempunyai pengetahuan yang banyak dibandingkan oleh anak-anak muridnya.
Menurut M.L Soelaiman, ada resep tentang bagaimana mengolah dan memasak guru yang diambil dari kata mutiara Inggris yang kira-kira berbunyi "Carilah seorang pribadi yang muda, kuat dean menarik, kemudian kupaslah segala sifatnya yang berlebih-lebihan dalam bentuk suara, pakaian dan tindak tanduknya yang mungkin membungkusnya. Kemudian tuangkanlah dengan suatu adonan berupa campuran dan keberanian nabi Daud, kebijaksanaan seperti nabi Sulaiman, seperti kekuatan Samson dan Kesabaran nabi Ayyub, yaitu dalam takaran sama banyaknya. Bumbunya adalah garamnya pengalaman, ladanya semangat, dan minyaknya simpati dan jangan lupa humor sebagai bumbu penyedapnya.”
Maksudnya dari penjelasan di atas adalah untuk menjadi guru yang baik, kepribadian guru harus lebih kuat baik fisik maupun mental. Sebab dalam tugasnya guru mempunyai wewenang dalam mengahadapi tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, kemudian guru harus berjiwa muda yang dapat menyelami gejolak perasaan serta liku-liku hidup generasi muda dan harus mempunyai daya tarik agar dapat mendekati dan didekati oleh siswa.
Untuk menjadi guru yang berkompetensi, maka guru harus mengembangkan kepribadiannya yang meliputi:
  1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Berperan sebagai masyarakat sebagai warga negara yaitu yang berjiwa Pancasila.
  3. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.
Ketiga hal di atas dianggap perlu karena seluruh ranah kompetensi guru wajib menjalankan apa-apa yang dianggap sebagai norma dan falsafah hidup suatu bangsa, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah syarat wajib yang harus dimiliki oleh setiap warga negara bukan hanya seorang guru yang memilikinya, karena syarat dari warga negara Indonesia diantaranya adalah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain beriman kepada tuhan Yang Maha Esa seorang guru hendaknya harus menyatu dengan masyarakat karena disamping sebagai guru tersebut sebagai contoh panutan/tauladan bagi anak didiknya dimasyarakat tersebut juga bagian dari masyarakat yang mempunyai satu kesatuan dan saling ketergantungan. Namun hal yang paling terpenting dalam kehidupan seorang guru adalah pengembangan sifat-sifat terpuji dan akhlakul karimah yaitu sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam bagi seorang guru. Kepribadian guru juga merupakan salah satu faktor terpenting didalam melakukan atau melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar.
Menurut Abu Ahmadi seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap hangat, adil, objektif, dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat inteligen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari susut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Dalam arti tindakan itu
benar ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan, efisien, efektif dan memiliki daya tarik dilihat dari sudut teknologi dan baik ditinjau dari sudut etika.
Secara etimologis kata guru berasal dari bahasa sansekerta yang mempunyai arti yang dihormati. Seorang guru pada hakikatnya adalah seorang pembimbing spiritual bagi seseorang atau kelompok yang dirinya telah menguasai kemampuan spiritual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 1 Ketentuan Umum), definisi Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jadi, Kompetensi guru adalah himpunan pengetahuan, kemampuan, dan keyakinan yang dimiliki seorang guru dan ditampilkan untuk situasi mengajar. Atau dengan kata lain kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Sumber :
Daradjat, Zakiyah, Kepribadian Guru, Jakarta : Bulan Bintang, 1978.
Gordon, Thomas, Guru Yang Efektif, Jakarta : CV. Rajawali, 1984
Soelaeman, Menjadi Guru, Bandung: CV. Diponegoro: 1985

0 komentar:

Post a Comment

Kang Hero. Powered by Blogger.